Akhir-akhir ini, banyak orang yang terlihat
menjalankan bisnis secara tidak terstruktur dalam artian bagaimana mereka
menjalankan bisnis dengan basis untuk sekedar mencari uang agar bisa menjadi
kaya. Hal ini tercermin dalam sebuah kelas yang saya beri sharing kemaren
ketika bicara bisnis, yang penting bisa membuat diri mereka kaya dan itu sudah
cukup. Tidak memperhatikan hal-hal lain yang relevan dengan bisnis tersebut.
Tentu sebagai seorang entrepreneur muslim, perlu
bertanya-tanya tentang kenapa hal ini bisa terjadi. Kenapa hal ini banyak
menimpa banyak anak muda yang notabene mereka adalah para pebisnis yang
nantinya diharapkan mampu memberikan value dan bahkan ruh dalam perekonomian
ummat pada khususnya serta bangsa ini pada umumnya yang benar-benar berharap
dapat mencapai peningkatan ekonomi dari aspek penerimaan negara serta pembukaan
lapangan pekerjaan.
Ada satu hal yang menarik ketika bicara tentang
hal ini yaitu kenapa hal ini bisa terjadi? Saya merasakan dala diri sendiri
pada saat memutuskan untuk menjadi seorang entrepreneur yang diawali dari
kebutuhan yang menjadi dasarnya. Kebutuhan akan kehidupan yang layak serta bisa
memenuhi hal-hal yang sangat penting bagi kehidupan pribadi dan keluarga. Semuanya
adalah penting bagi para entrepreneur dan bisa dipahami.
Akan tetapi, ada yang menarik ketika mereka selalu
berfikiran untuk menjadi orang kaya. Saya menduga, hal ini adalah hasil
pemahaman akan berbisnis untuk menjadi orang kaya. Akibatnya, mereka hanya
meniru seseorang yang berbisnis dan menjadi kaya. Kerangka berfikir, ucapan dan
tindakannya hanya fokus untuk menjadi orang kaya.
Tidak salah memang, akan tetapi, perlu diingat
untuk fokus juga pada proses yang dilewati dalam bisnis tersebut. Proses yang
sejatinya memiliki sebuah fondasi kepada agama Islam bagi entrepremeur muda
muslim. Berbagai petunjuk dan arahan sudah ada di Alqur’an dan hadis. Sebagai contoh,
tadi pagi, saya mendengarkan siaran di Radio MQ 102,7 FM yang memberikan
penjelasan tentang ekonomi syariah yang terus berkembang di negara ini.
Rasanya, salah satu proses yang harus diperhatikan
adalah bagiamana entrepreneur mulai concern dengan ekonomi syariah yang sesuai
dengan aturan Agama Islam. Hal ini akan menjauhkan entrepreneur dari konsep
riba yang selama ini menjadi perdebatan entrepreneur dalam berbisnis. Ini baru
satu contoh dan alangkah lebih baiknya bila mulai diterapkan dalam bisnis
entrepreneur sebagai ejawantahan atas konsep berbisnis dengan basis agama. So,
mulailah berfikir dan menjalankan bisnis dengan dasar Alqur’an dan hadits
Bismillahirrahmanirrahim
Post A Comment:
0 comments so far,add yours