Saya
menjadi teringat lagi dengan konsep yang disampaikan oleh CEO GE dulu, yang
memimpin selama 20 tahun. Dialah Jack Welch yang memegan prinsip, menjadi nomor
satu atau nomor dua atau tidak sama sekali. Prinsip ini digunakan dalam setiap
bisnis yang dijalankan dan dikembangkan di GE itu sendiri dan terus disampaikan
kepada tim dan karyawan perusahaan besar tersebut.
Pada awal
membaca prinsip Jack Welch, sempat bertanya-tanya, apakah mungkin kita mencapai
konsep menjadi nomor satu atau nomor dua atau tidak sama sekali tersebut?
Mungkinkah setiap orang mencapainya? Sementara, persaingan begitu ketat dan
membutuhkan sumber daya yang luar biasa besarnya.
Setelah
mendalami dan menjalaninya, prinsip tersebut mungkin saja untuk dijalankan dan
dicapai oleh setiap calon juara dalam berbagai bidang apapun yang dipilih,
khususnya dalam bisnis dengan memilih sebagai entrepreneur tentunya. Ini
penting untuk dicermati dengan baik. prinsip yang mungkin bagi sebagian orang
adalah konsep yang sok jagoan atau sombong sehingga membutuhkan kontemplasi
dalam menjalaninya.
Konsep menjadi nomor satu, nomor dua atau tidak sama
sekali bagi saya adalah konsep yang memang harus dimiliki oleh setiap calon
juara. Tidak ada kata menjadi seorang pecundang atau the looser dalam kamus
hidupnya. Menjadi pecundang adalah konsep yang dihasilkan dari apa yang tidak
direncanakan dengan baik dan juga tidak dicapai dengan baik sehingga terjadilah
apa adanya.
Perjalanan
bisnis yang sudah dilewati memang mengajarkan bagaimana seseorang calon juara
tersebut harus menjadi yang terbaik dalam bidang yang dipilihnya. Terbaik
dibandingkan dengan pesaing-pesaing yang juga berkeinginan untuk menjadi nomor
satu. Semunya pasti bermaksud untuk menjadi nomor satu. Tidak ada yang mau
menejadi nomor dua, apalagi nomor tiga, empat dan seterusnya.
Jadi, dalam mindset setiap calon juara, sudah
terpati atau tertanam bahwa mereka harus menjadi nomor satu atau nomor dua dan
bila tidak, jangan pernah menjadi lainnya atau tidak sama sekali. Jelas ini
membawa konsekuensi bagi setiap diri calon juara dalam menjalankan setiap
aktivitas atau pilihan dalam bidang tersebut.
Beberapa
pelajaran yang bisa diambil dari hal ini adalah pertama, adanya totalitas dari
setiap calon juara terhadap bidang yang mereka pilih. Totalitas dalam bekerja
dan menjalankan apa yang sudah direncanakan adalah bentuk upaya bagaimana
seorang calon juara menjalankan program yang sudah dibuat.
Totalitas dalam pikiran sebagai salah satu contoh
riel yang harus dipegang oleh calon juara. Tidak ada memikirkan hal lain. Tidak
ada “selingkuh” dalam fikiran mereka. yang ada adalah bagaimana memikirkan cara
untuk menjadi yang terbaik, nomor satu atau nomor dua dalam bidang tersebut.
Seandainya masih ada memikirkan hal lain, akan buyar semuanya. Akan hancur
semuanya. Sehingga akibatnya adalah menjadi sia-sia.
Yang kedua
adalah terus belajar dari setiap apa yang dialami dalam proses mencapai juara
satu atau dua tadi. Belajar dari alam dan lingkungan menjadi sangat penting dan
tidak akan rugi. Pelajaran dari kesalahan sebagai contohnya. Tentu dalam
kesehariannya, akan ada banyak hal yang tidak sesuai antara harapan dengan
kenyataan. Akan tetapi, hal ini akan membuat kegiatan tersebut tidak optimal.
Kesempatan
untuk belajar dari kesalahan adalah yang paling utama. Dari sini, bisa membaca
buku lagi, membaca catatan lagi, membaca jurnal lagi dan sebagainya. Tidak ada
waktu yang terbuang kecuali untuk belajar. Inilah kata kunci bagi setiap calon
juara.
Pelajaran
terakhir adalah bagaiman setiap calon juara melakukan perbaikan terus menerus
(continues improvement) dari setiap kegiatna yang mereka lakukan atau jalankan.
Tidak ada hal yang tidak bisa diperbaiki, akan tetapi banyak yang harus
diperbaiki secara terus menerus.
Dari konsep menjadi nomor satu, nomor dua atau tidak sama sekali,
menuntun calon juara untuk benar-benar menjadi yang terbaik dalam bidang yang
dipilih dan totalitas dalam pemikiran dan tindakan serta perbaikan terus
menerus adalah kata kuncinya.
Post A Comment:
0 comments so far,add yours